New Life for a New Ramadan

0 komentar

Ramadan this year to be even more special for me. Many new things that I can get. First, I was no longer alone. I have a husband. That means, if I used to be in a position as a mama's daughter who is spoiled and immature, now I just have to learn to be a good wife and mother for my children someday. Everything changed, including my daily activities. Besides obeying Allah and Rasul, I also have to obey orders beloved husband. Now, every day I have to think about what food should I cook for Iftar and Suhoor. For me, it's easy but it's hard!

The first day of Ramadan I have done well, Alhamdulillah. There is a funny thing, when I cook soup for my new family, but because I can not taste it when cooking, be it soup less salt. But my husband was still eating soup with gusto, without the slightest comment. I was very happy, my husband really understand how to respect and appreciate  his wife effort. So I tried to cook a meal for the better again. I really do not restful sleep, because I scared up late. So I set my alarm, and Alhamdulillah up quickly. As usual, I woke my husband, made ​​him a cup of tea and turn on the television so that he was not sleepy. Meanwhile, I cook briefly.

Oh yeah, since the first day of Ramadan in the city always rain, so my husband pray at home, and we were in berjama'ah. I am very happy with this moment. It feels wonderful and peaceful once.

Actually there are a lot of new things that I got during this Ramadan, including doing "munggahan" event with a new family, do household chores with great patience, managing the household finances, vying with ​​husband in favor, and much more.

But essentially, I always endlessly grateful to be given the opportunity to enjoy the month of Ramadan this year. In fact I even given a 2 month of Ramadan. Well you know? I mean, it happened to be my husband's name Syahruzzaky Romadloni, which means holy month of Ramadan. Ah, I am so in love with both of them. May God still brings us to the month of Ramadan next year, amen.

Many things we wanted to achieve during this Ramadan, including;
  • Change yourself for the better
  • Khatam Al-Quran at least once
  • Dawam Sunnah prayers such as the Prayer-Duha, Tahajud, Witr, etc..
  • Not perforated terawih (except my routine always snag every month)
  • Productive work in the month of Ramadan, and
  • Multiply good deeds; sedekah, dhikr, helping, ibadah, etc.

Hopefully we can all achieve. Hopefully we'll run it with passion and sincerity. And hopefully we can go through Ramadan with faith and piety, as reminded by the Prophet Muhammad. Amin yaa Rabbal 'Alamin ..

The Super Impressive Bali!

0 komentar


Salah satu destinasi wisata yang memiliki paket liburan super impressive adalah Bali! Kenapa harus Bali? Karena kamu dijamin tidak akan kehilangan tujuan liburan tiap mengelilingi pulau itu. Bagaimana tidak, hampir setiap kabupaten di Bali memiliki destinasi wisata yang menarik dan berbeda dari yang sudah-sudah. Well, semua pasti setuju. Dan bukan hanya jago di kandang saja, Bali juga heboh digembar-gemborkan di taraf Internasional. Buktinya, kamu pasti nggak akan mampu menghitung begitu buanyaknya turis asing yang nongkrong disetiap penjuru Bali. Atau bagi kamu yang sudah nonton film nya Julia Robert (Eat, Pray, Love) tahu dong gimana mendunianya pulau Dewata ini. Jadi nggak heran juga kalau banyak orang Indonesia yang memimpikan bisa liburan di sana, including me!
Alhamdulillah, setelah pikir-pikir hampir sebulan yang lalu, saya dan suami (Duapena) memilih untuk mengunjungi pulau ini. Itung-itung honeymoon lagi dan menyegarkan pikiran juga setelah sekian lama terbelit suasana kerja. Nah, mulai lah saya cari-cari info tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan liburan kami nanti di Bali. Dari mulai tiket pesawat, penginapan/hotel, tempat-tempat wisata, transportasi di sana, dlsb. Oke, saya bahas satu persatu!
First, untuk tiket pesawat, karena segalanya sekarang sudah serba online, so, tinggal akses penerbangan via internet saja. Atau kalau kamu merasa ribet memesan tiket via online, bisa juga mendatangi agen-agen penerbangan. Mereka paling cuma ngambil untung Rp 20.000,-. Kalau sudah deal, kamu akan diberikan surat keterangan pemesanan tiket yang nanti di bandara tinggal dikasih ke boot pesawat and you will get a real ticket!. Oh iya, kamu juga harus menentukan apakah kamu akan memesan tiket untuk perjalanan pulang-pergi atau hanya pergi saja. Tapi mendingan pulang-pergi agar kita tenang pas liburan, tidak harus memikirkan bagaimana pulang nanti.
Second,untuk masalah penginapan/hotel, kalau di Bali mending pilih Hotel saja. Banyak juga yang murah tapi punya fasilitas Oke, soalnya banyak hotel yang baru buka dan menawarkan harga promo. Secara, kalau tiba musim liburan, hotel di Bali padetttt sepadet-padetnya, jadi wajar kalau bermunculan hotek-hotel baru. Dan akan lebih baik kalau kamu sudah reservasi dari sebulan sebelum pergi. Via online tentunya akan lebih mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya, karena bayarnya on the spot. Untuk informasi lengkap seputar hotel, dari yang paling mahal sampai yang termurah, bisa kamu akses di sini. Nanti pemesanan akan dikirim ke email kamu, dan kamu perlu membuat print out surat keterangan pemesanan tersebut untuk diperlihatkan ke resepsionis hotel nanti. Pastikan berapa hari kamu menginap di hotel sudah diperhitungkan ya, termasuk tanggal check in dan check out nya.
Third, untuk tempat-tempat wisata yang ingin kamu kunjungi di Bali, bisa juga search di Internet. Kamu memang harus sudah memiliki tujuan akan kemana saja saat liburan di Bali, agar waktu tidak terbuang sia-sia. Bisa juga kamu mengambil pamflet-pamflet gratis ketika sampai di Bandara Ngurah Rai. Di sana banyak pula agen-agen wisata atau penyewaan mobil beserta klasifikasi tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi.
Forth, untuk transportasi menuju ke tempat-tempat wisata, dari pada kamu ribet nungguin taxi atau jalan kaki, lebih baik menyewa mobil saja untuk paket perhari. Kamu juga bisa tanya resepsionis hotel, mereka pasti punya kenalan tempat penyewaan mobil. Untuk masalah harga, sebelum BBM naik, seharian itu bisa merogoh kocek 350.000,-, dan setelah kenaikan BBM, harganya rata-rata menjadi 400.000,-. Cukup murah dibanding nyari-nyari angkutan sana-sini, dan sangat nyaman karena penumpangnya hanya kamu dan teman,keluarga atau pasanganmu saja.
Next, soal makanan, saya akui kami berdua adalah food hunter. Tapi kami juga akan sangat hati-hati saat memilih jenis makanan yang akan dilahap. Di Bali banyak sekali rumah makan dan resto, tapi berhubung kami Muslim, sebelum memilih tempat makan, yang pertama dicari adalah label “halal” (meski ada ulama yang bilang dengan membaca “Bismillah” insyaAllah menjadi halal) tapi kami tetap tak mau selama masih ada makanan yang halal. Tapi Alahmdulillah, samping hotel kami ada warung makan Muslim, terus depannya ada resto yang menyediakan babi guling, haha lucu deh. Kami lebih pilih warung saja. Meski menu sederhana, yang penting perut tidak lagi meronta-ronta, hehe.

So, time to begin the story. Bagi kamu yang belum kesana, terus mau tahu bagaimana kisah perjalanan kita (barangkali jadi referensi atau sekedar info), simak ya cerita kami berikut ini.
Bali Part 1
Sesampainya di Ngurah Rai Airport jam 20.00 WITA (waktu di Bali lebih 1 jam dengan waktu di Jawa Barat) kami menyempatkan diri untuk dinner. Di sekitar bandara ada Solaria. Tempat kita nongkrong banget sewaktu di Tasik. Biasanya mesen pasta, malam itu mood nya pengen nasi goreng aja, dan so pasti nasi goreng udang spesial. Apa pun asal ada udangnya, saya suka. Eh, Suami ikut-ikutan mesen nasgor juga, so, Allohumma Baariklana... kita santap nasgor sampai tidak habis karena kebanyakan, weleh weleh.
Dinner
Tak sabar ingin cepat istirahat, kami segera memesan taxi yang para sopirnya sudah ready nawarin diri di pelosok bandara. Rata-rata taxi di Bali ngajuin harga 70-75 ribu setelah ditawar sana-sini. Baiklah, here we go. Setiba dihotel, langsung reservasi ulang dengan memperlihatkan surat bukti pemesanan, kamar 105 pun jadi tempat tinggal sementara kami. Barang-barang bawaan seketika amburadul, dari mulai gadget (Laptop, Modem, Kamera, Tablet, Hp dan Handycame), baju-baju dan makanan. Buat kami, saat bepergian itu yang terpenting adalah kamera plus Handycame (sebagai bukti fisik berupa foto & video) dan Google Maps biar nggak ada kata “nyasar”. Tapi yang namanya muslim, meski pergi liburan pun, perlengkapan ibadah mah tetep. Semacam sarung, mukena dsb juga harus nimbrung di tas. Dan satu lagi, aplikasi Kompas di Tablet juga gak boleh ketinggalan. Soalnya rata-rata hotel di sana tidak memberi tanda menghadap kiblat.
Alright, besoknya, kami langsung memesan tiket untuk pergi ke Tanjung Benoa mencoba wahana-wahana air (watersport) seperti Banana Boat, Jetski, Flyingfish, Paralayang, dlsb. Memesan tiket berupa paket akan lebih murah ketimbang bayar on the spot. Dan kelebihannya, kamu akan diantar-jemput oleh agen tiket tersebut. Tinggal cari kok di Internet. Paket watersport yang kami pilih ada tiga jenis, yaitu Flyingfish, Jetski dan Paralayang. Pokoknya yang ekstrim-ekstrim gitu deh. Seru sekali sepertinya.
Berhubung jemputan datang pukul 9.30, kami bermaksud jalan-jalan pagi ke pantai Kuta. Kebetulan juga kami memilih hotel yang dekat pantai, bisa melepas boring di waktu senggang, everyone. Dan finally, jemputan pun datang. Saat akan main watersport ke tanjung Benoa, jangan lupa siapkan segala keperluan, seperti baju ganti, handuk, dlsb. Karena di sana nyaris tidak ada yang berjualan pakaian normal. Selain itu, sebelum beraksi, kenyangkan perut dulu agar bisa memberi energi tubuh untuk tampil fit dan semangat.
Kuta
Save Penyu
#DuapenainKuta


Baiklah, kami mulai menukarkan tiket masing-masing pada penjaga. Lalu baju pelampung pun mulai dipasang dibadan. Jenis olahraga yang kami lakukan pertama kali adalah; Paralayang! Wow, badanmu ditarik ke atas dengan balon udara, dan di atas sana kamu bisa menyaksikan keindahan seluruh pantau Tanjung benoa! Manusi-manusia di pinggir pantai terlihat kecil sekali. Tapi ingat, jangan sampai abaikan intruksi dari ahli di bawah ya. Kalau kamu harus tarik tali yang biru, ya tarik, begitu pun tali yang merah, dan akhirnya kami mendarat dengan sempurna. Yeayyy!!
Paralayang

Setelah paralayang, kami mencoba wahana flyingfish. Penumpangnya harus berdua, dan tidak boleh memiliki berat badan terlalu besar. Bisa-bisa kempes dan susah untuk terbang, hehe. Wahana ini seru, tapi kurang lama deh terbangnya, mau lagi dong.
Flyingfish
Papa
Jetski
Tapi untung masih ada jetski, sebenarnya cara menstraternya gamapng sekali, tinggal atur kecepatan dan kendalikan stang nya. Saya pun kebut-kebutan di laut, seru sekali jika menghadapi ombak, kamu serasa akan terbang dan kembali terhempas dengan keras ke laut. Sungguh mengesankan! Nah, untuk ketiga permainan ini, plus antar-jemput,kamu perlu merogoh kocek sebesar 325.000,-saja. Berbeda halnya kalau kamu pesan tiket di tempat, akan sangat mahal dan tanpa transport tentunya.
Bersambung...

Happy 26th Birthday Papa..

0 komentar



Happy 26th Birthday Papa..
Alhamdulillah, Papa sekarang udah makin dewasa, udah 26 tahun. Bahkan kalau dilihat-lihat sikapnya melebihi orang yang usianya sebaya dengan Papa. Tapi Papa aku pikir lebih-lebih dari apa pun. Termasuk jadi lebih dari makan dan minum, gendut dan naik 10 kilo deh akhirnya, haha. Tapi itu kan janji mu, mau gendut kalau udah nikah, dan benar juga ternyata. Selamat, selamat!

Eh ada nih kayaknya perbandingan tubuh papa antara befor and after married. Nih,

Beda abissss!
Tapi bagus lah, tugas saya terpenuhi dengan baik, hehe. Tapi pada intinya, mimi cuma mau mengingatkan, kalau kita tetap harus bersyukur dengan apa yang Allah berikan. Termasuk nikmat kesehatan dan umur yang masih bisa kita jalani sekarang ini. Kita gak tahu apakah Allah akan memanggil mimi atau papa terlebih dahulu untuk menghadapnya, tapi semoga kita kembali bersama di jannah-Nya, amin ya Rabb.

Oh iya, terakhir mimi punya segudang do'a untuk papa. Diantaranya; semoga papa diberikan umur yang panjang dan barokah, ditambah-tambah dalam mencari rezeki, dilancarkan segala urusan, tercapai segala impian, bisa S2 bareng mimi nanti di IIUM, selalu sehat dan fit, semakin jenius dan sukses segala-galanya, aminnn.

Well, the last I only wanna say, U're my everything and I love you so Much. Dadaaaahhh...


Warm Regards,          
Lena Sa'yati

Keliling Indonesia Hanya Dalam Waktu 2 Jam!

0 komentar
sepedaan di TMII


Sudah bisa nebak dong gimana bisa kita keliling Indonesia Cuma 2 jam? Yep, dateng aja ke Taman Mini Indonesia Indah alias TMII. Seperti yang dilakukan Dua Pena beberapa waktu lalu, kita juga nyempetin main kesana. Well, TMII ini lokasinya ada di Jakarta Timur, luasnya mencapai 150 hektar, wow luas kan? Tapi dengan RP 9.000,- aja kamu bisa tuh keliling TMII sepuasnya (belum termasuk tiket berbagai wahana ya).

Seperti yang dilakukan pengunjung lainnya, memang wahana yang sering jadi tujuan utama adalah kereta gantung. Dua pena juga langsung menuju kereta gantung, kan romantis juga bisa melihat bentangan Taman Mini dari ketinggian, berdua lagi, so sweet, hehe. Sempet ngeri sih takut berhenti di tengah-tengah, mirip film-film di bioskop, eh tapi Alhamdulillah nggak. Nah, yang bikin seru, turun dari kereta hantung, kita tergiur buat mobil-mobilan alias bumper car. Sepuasnya deh ngebanting-bantingin mobil, mumpung bukan mobil pribadi, hehe.

pemandangan TMII dari atas nih
Papah Urul seneng banget naik kereta gantung *norak*
Bumper Car. banting! banting!

Merasa perut lapar, kita lngsung menuju kantin. Seperti biasa, pasti Papah (panggilan saya ke Syahrul) milih menu kesukaannya yaitu soto. Kalau saya mah apa aja yang penting makanan halal dan enak, ckck. Tapi sayangnya pas makan hujan turun dan deras banget, jadi kita bingung deh mau nerusin jalan-jalan kayak gimana. Tapi bukan Dua pena namanya kalau gak bikin alternatif seru. Ada ide, beli topi di stand aksesoris, terus nyewa sepeda deh, habis itu? Kita jalan-jalan pakai sepeda sambil ujan-ujanan, huuuu so sweet lagi ya? Yang bener aja, basah kuyup begitu.

FYI, kita memang suka banget bersepeda, liburan ke mana pun pasti yang pertama dicari ya sepeda. 




masih di meusium telkom
Di sini sewa sepeda yang punya jok dua Cuma bayar 20.000,- aja dengan durasi waktu sejam.
Sambil bersepeda kami mengunjungi berbagai meusium dan wahana, termasuk naik perahu angsa dan balapan! Wuih makin seru aja. Terus sempet juga sih ke keong mas, waktu itu film yang diputar adalah ...apa ya, lupa lagi, maaf maaf. Nggak sempet masuk kok, karena waktu kita mepet. Habis itu ngapain? Ya belanjaaaa. Biasa, buat oleh-oleh orang di rumah. 

balapan di perahu angsa aja masih bisa pose :-p
Tuh teater keong mas nya masih tutup

belanja ah belanja
Udah kayaknya segitu aja, kita udah ngubek-ngubek Indonesia dua jam full. Udah cukup puas dan pegel. Jadi udahan dulu main di TMII nya, selanjutnya kita beranjak ke Bandung, nah ngapain lagi? Wait and see ya.. 

Note : Cuma masukan aja, kok rasanya banyak banget meusium yang bener-bener gak terawat ya. Mulai dari rusak, kotor, atapnya bocor, dll. Mungkin bisa dibenahi atau diperbaiki. 

Warm Regards,
Dua Pena
 

Perekrutan Anggota Baru Komunitas Matapena Pesantren Condong

0 komentar
calon anggota baru Komunitas Matapena Pesantren Condong


Kemarin tepatnya hari Minggu (21/4) kembali Komunitas Matapena Pesantren Condong menggandeng santri dari mulai kelas VII sampai kelas X untuk direkrut jadi anggota baru. Ada 42 peserta yang mendaftarkan diri, namun setelah melalui beberapa seleksi, jumlah peserta mengerucut menjadi 23 orang saja.

Perekrutan mulai berlangsung dari pukul 16.00 sore. Para peserta mulai registrasi ulang lalu mengumpulkan karya masing-masing berupa cerpen atau puisi. Ada yang unik kali ini peserta diminta membawa slayer, gunanya untuk menutup mata mereka. Nah lho? Bukan untuk disandra kok. Justru mereka dituntut untuk lebih peka terhadap lingkungan sekeliling dengan menggunakan perasaan, bukan lagi mata.

Well, jadi mereka digiring ke sebuah lapangan sambil berpegangan dengan temannya yang lain. Sesampainya ditengah lapang, mereka mulai saling dipisahkan satu sama lain. Dan tahu apa reaksi mereka? Gak tahu kenapa tangannya susaaaaah banget buat dilepas. Kesannya mereka mungkin seperti ada di dunia lain dan tidak mau dipisah dengan temannya. Padahal boro-boro di dunia lain, orang yang nonton kelakuan mereka buanyak plus lokasinya pun Cuma beberapa meter dari tempat asal. Lebay juga ya? Hehe.

Mata merem, sambil denger yang teater

Dengan mata tertutup, mereka disuruh duduk. Barulah tim teater muncul dan memulai aksi mereka. Para peserta pun mencari-cari dari mana arah suara. Setelah beberapa lama, baru penutup mata mereka dibuka dan hasilnya? Mereka ketawa-ketawa sendiri. Ya gimana nggak, orang mereka cuma pindah tempat sejengkal dan ditonton banyak orang, nah lho!

Pembagian kelompok diskusi

Oh iya, setelah itu mereka diminta berkomentar seputar kejadian tadi. Setelah itu mereka baru dikelompokan untuk dibimbing fasilitator dari panitia. Gunanya, dalam rangka sharing plus penanaman nilai-nilai komunitas kepada masing-masing peserta. Besoknya peserta yang lolos akan diumumkan. Namun, ada surat perjanjian dan persyaratan yang harus mereka penuhi sebelum sah menjadi anggota baru Komunitas. Mau tahu apa aja? Ini dia!

1.      Mengikuti Perekrutan
2.      Bersedia menjadi member komunitas matapena Pesantren Condong
3.      Bersedia untuk ikut kumpul Jum’atan dan Ahad sore setiap minggu
4.      Bersedia untuk terus membaca, bersastra dan berkarya sampai akhir hayat
5.      Mengikuti segala persyaratan dan ketentuan yang berlaku.



Selanjutnya, saya pribadi merasa bahagia menemukan orang-orang seperti mereka. Anak-anak yang mau sadar tentang dua budaya penting yang bisa merubah sebuah peradaban. Selamat datang calon para penghunus pena. Semoga kalian menjadi para pemikir, penulis, ilmuan dan sastrawan yang bermanfaat di masa yang akan datang. Amin :)


Warm Regards,
Lena Sa'yati (Dua Pena)

Menyusuri Pesantren Terbesar di Banten

0 komentar

Lena di Pesantren Laa Tansa
Pernah mendengar Apoy Wali dulunya sempat mesantren di Banten? Betul sekali! Kali ini rubrik Jelajah Pesantren menyuguhkan pembaca untuk ikut menyusuri pesantren yang didirikan KH. Rifa’i Arif ini, yaitu  pesantren Laa Tansa dan Daar El-Qolam.  Lena Sa’yati yang beberapa waktu lalu sempat menyambangi pesantren tersebut memberikan laporannya untuk kita.

Januari lalu saya bersama rombongan dari Pesantren Condong berkesempatan untuk mengunjungi daerah Banten. Tujuan kami adalah Pesantren terbesar di sana, yaitu Laa Tansa dan Daar el-Qolam. Cukup jauh perjalanan yang akan ditempuh, kami pun memilih perjalanan malam (biar bisa tiduran). Namun tanpa disangka, kami malah tersasar ke Merak karena Sopir memilih jalur lain dari yang sudah kami tunjukan. Hal ini menjadikan kami harus memutar kembali arah serta bertanya pada orang-orang di jalan.   
Pukul 20.00 malam berangkat dari Tasikmalaya, dan pukul 09.00 pagi sampai di Banten. Cukup pegal juga berlama-lama duduk di kursi bus, tapi sejuknya pesantren Laa Tansa yang lokasinya tepat dibawah kaki Gunung, membuat kami bisa menghirup udara pagi dengan segar, Alhamdulillah. Kebetulan juga pada saat itu hujan rintik-rintik. Kami pun segera bergegas menuju wisma yang berjejer rapi dan lumayan luas.
Beberapa Ustadz dari Pesantren condong langsung menghadap Kyai untuk bersilaturahmi dan meminta maaf atas keterlambatan kami. Sementara saya dan teman-teman langsung mengincar kamar mandi karena sudah tidak tahan ingin mengguyur tubuh dengan dinginnya air. Tak lama, kami diminta hadir di ruang Lab Mipa yang disulap menjadi tempat pertemuan. Di sana, sudah berkumpul Pak kyai beserta jajaran Asatidz dari Pesantren Laa tansa. MC pun memulai acara. Drs. Mahmud Farid, M.Pd (Kepala Sekolah SMA Terpadu condong) dipersilahkan untuk terlebih dahulu menyampaikan sambutannya. Beliau menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami ke pesantren Laa Tansa. Untuk memecut semangat para pengajar di Pesantren Condong, maka pihak Pondok berinisiatif untuk mengadakan Study Banding ke beberapa pesantren di Indonesia. Laa Tansa pun terpilih menjadi salah satu pesantren yang dituju.

Kyai Sholeh ketiga dari kiri
Selanjutnya, giliran Kyai Sholeh, S.Ag menyampaikan sambutan. Beliau beromantisme sejenak tentang masa lalunya sempat nyantri di Gontor, dan ternyata beliau juga merupakan kakak kelas Ustadz Mahmud. Sistem pendidikan Pesantren Laa Tansa pun terinspirasi dari Pesantren Gontor. Salah satunya, bahasa Arab dan Inggris menjadi alat komunikasi yang digunakan santri sehari-hari. Dulu sebelum pendiri pesantren KH. Rifa’i Arif wafat, Kyai Syukri sering berkunjung ke Laa Tansa. Beliau seringkali membawa semangat baru serta nasihat-nasihat yang membangun bagi perkembangan pesantren. Hal itu pula yang sampai saat ini menjadi landasan berbagai elemen pondok pesantren Laa Tansa. Mengenai Kyai Sholeh, saya baru tahu kalau beliau ternyata menantu kyai Rifa’i Arif. Saya pun takjub dengan sambutan beliau yang membahas beberapa hal seputar dakwah dan agama Islam dengan sangat menawan serta ilmiah.
             Acara berlanjut dengan pengelompokan masing-masing bagian dari para Ustadzat dan Asatidz pesantren Condong untuk menginterview langsung kepala staf tiap bagian di sana. Termasuk saya yang langsung mewawancarai Ustadz Suyanto sebagai staf kesekretariatan. Saya, Nove dan Rifa lebih memfokuskan pembicaraan mengenai seluk beluk Majalah. Kebetulan di pesantren Laa Tansa juga punya Majalah Pesantren, namanya Majalah Laa Tansa. Bedanya dengan Majalah Condong, mereka sudah terbit beberapa belas tahun yang lalu, sedangkan kita baru memulai. Mudah-mudahan saja bisa istiqomah. Amin.

Nih sama Ust. Suyanto ngomongin all about Majalah Pondok :)
             Tidak begitu lama singgah di sana, dzuhur kami langsung bergegas menuju pesantren Daar El-Qolam yang juga didirikan oleh pendiri  Laa Tansa. Namun Daar El-Qolam lebih dulu berdiri, dan luas wilayahnya pun tidak seluas Laa Tansa, yaitu 40 hektar lebih, subhanallah. Sejenak sebelum tiba di lokasi bis kami harus menyusuri gang yang cukup kecil sampai pak sopir kewalahan, namun sesampainya di tempat tujuan, kami langsung terpana menyaksikan keasrian pesantren yang sudah modern ini. Pukul 20.00 malam kami tiba di sana dan langsung disambut hangat oleh para Ustadzat. Sesaat sebelum pertemuan, kami sempat bertamu ke rumah Ibu Pimpinan, yaitu Hj. Enah Huwainah. Banyak hal yang kami diskusikan di sana, mengenai pesantren, kondisi masyarakat di sekitar pesantren, dll.
             Setelah itu kami langsung menuju ruang pertemuan. Di sana, kami sempat disuguhi film dokumenter tentang sejarah berdirinya pesantren Daar El-Qolam. Barulah setelahnya kami menyimak tausyiah serta sambutan dari KH. Odi Rosyadi yang merupakan Pimpinan pesantren Daar El-Qolam 2. Acara berlangsung cair dan hangat, karena beliau lebih senang berbicara dengan menyisipkan pesan-pesan humoris yang membuat kami enjoy. 

Ini di Daar El-Qolam
             Pukul 02.00 dini hari kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat peristirahatan, yaitu pesantren alumni Condong yang terletak di daerah Tanggerang. Dan besoknya kami menuju tempat wisata TMII. Benar-benar perjalanan yang mengesankan. Terlebih sebelumnya pesantren Laa Tansa sempat memberikan cenderamata berupa buku Biografi KH. Rifa’i Arif. Saya pribadi salut dan merinding membaca biografi yang memuat perjalanan beliau dalam memperjuangkan Islam serta pesantren-pesantrennya di Banten. Ini juga yang membuat semangat kami kembali menyala, serta berjuang lebih istiqomah dan ikhlas. Perjalanan yang menginspirasi dari Pesantren terbesar di Banten. 

To be Continued..
Nantikan tulisan selanjutnya dari Dua Pena sewaktu di TMII dan Trans Studio ya..

Warm Regards,       
Dua Pena